![]() |
Spotify |
Spotify akhirnya meraup keuntungan untuk pertama kalinya sejak peluncurannya pada Oktober 2008. Hal ini terungkap dalam laporan keuangan kuartal IV-2024 dan laporan keuangan tahunan 2024 yang dipublikasikan pada Selasa (4/2/2025). Pada penghujung kuartal 2024, Spotify mencatat pendapatan sebesar 4,2 miliar euro (sekitar Rp 71,17 triliun) dengan laba bersih mencapai 367 juta euro (sekitar Rp 6,2 triliun).
Sepanjang tahun 2024, total laba bersih yang diperoleh mencapai 1,14 miliar euro (sekitar Rp 19,33 triliun), suatu pencapaian signifikan mengingat pada 2023 perusahaan sempat mengalami kerugian sebesar 532 juta euro (sekitar Rp 9 triliun).
Pertumbuhan pendapatan Spotify didukung oleh peningkatan jumlah pengguna aktif dan pelanggan premium. Kuartal IV-2024 mencatat 35 juta pengguna aktif bulanan (MAU), sehingga total MAU sepanjang tahun mencapai 675 juta, naik 12 persen dari 664,3 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
![]() |
Spotify |
Selain itu, jumlah pelanggan premium meningkat 11 persen menjadi 263 juta, naik dari 236 juta pada tahun 2023. Pertumbuhan ini memotivasi CEO dan pendiri, Daniel Ek, yang berencana menggandakan bisnis musik pada tahun 2025.
Meski menaikkan harga langganan premium dari 10,99 dolar AS menjadi 11,99 dolar AS per bulan, Spotify tetap berhasil meraih peningkatan pendapatan. Di sisi lain, perusahaan memangkas jumlah karyawan sebesar 20,4 persen sepanjang tahun 2024, sehingga per akhir tahun hanya tersisa 7.261 karyawan dari 9.123 karyawan pada akhir 2023.
Spotify juga mengambil langkah tegas dengan melarang penggunaan aplikasi mod. Perubahan kebijakan API terbaru membatasi akses aplikasi pihak ketiga, sehingga aplikasi mod tidak lagi dapat mengakses fitur seperti artis, audio, rekomendasi, dan playlist.
Kebijakan ini diambil untuk menjaga keamanan data pengguna dan memastikan layanan premium hanya diakses melalui aplikasi resmi, mengingat aplikasi mod rentan terhadap malware dan penyalahgunaan data.
Baca Juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar